Cara Mendidik Anak Bersikap Tegas Tanpa Memarahi

Cara Mendidik Anak - Rasa marah itu membuang energi, dan bahkan melelahkan hati dan pikiran. Namun terkadang keadaan membuat kita harus bersikap tegas. Tegas dan marah adalah dua hal yang berbeda, namun hampir sama. Marah sering diartikan sebagai sebuah ketegasan. Walaupun bersikap tegas sebenarnya juga tidak perlu marah. Perilaku anak yang “keras kepala” kadang membuat kita masuk ke dalam keadaan yang sulit. Meninggikan suara sambil mengerutkan kening terkadang menjadi pilihan. Tegas bisa dilakukan dengan mengingatkan tanpa harus marah. Tetap menahan diri untuk tetap tenang itu mudah, asal kita mau mencoba dan terus mencoba, namun yang pertama kita sadari dan ingat adalah bahwa kita harus mau belajar untuk melakukannya. 


Cara Mendidik Anak Bersikap Tegas Tanpa Memarahi
Cara Mendidik Anak Bersikap Tegas Tanpa Memarahi

Menyadari kepolosan anak-anak

Cobalah untuk melihat siapa dia seutuhnya. Ia adalah sosok yang masih belajar melatih kemampuannya untuk bergerak dan mengeksplorasi dengan rasa ingin tahu yang besar akan dunia menarik di sekitarnya. Seperti seekor anak kucing yang lucu dan selalu ingin mengejar benda-benda yang bergerak dan berusaha menangkapnya. Anak kecil belum memahami bahwa tindakannya bisa mempengaruhi orang lain. Ia juga belum mampu mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri sehingga akan bertindak seperti apa yang dia inginkan. Ia belum memahami dampak dari melakukan sesuatu. Cinta, itulah perasaan yang harus muncul dalam hati anda agar bisa memahami dunianya.

Bayangkan betapa seramnya wajah orang yang marah

Terkadang saya merasa malu, saat melihat wajah saya sendiri dengan mata melotot dan dahi mengkerut, kemudian berkata-kata dengan suara yang keras. Saya sangat malu. Maka dari itu, saya mencoba untuk tidak melakukannya dengan mengingat hal itu. Karena sebenarnya bukan hanya pihak yang marah yang malu, melainkan pihak yang dimarahin juga malu.

Ungkapkan perasaan anda tanpa marah

Keterbukaan dalam memgungkapkan persaan tidak hanya akan membuat anak paham akan rasa kecewa anda pada perilaku anak yang kurang terpuji. Hal ini juga akan membantu menenangkan diri kita sendiri. Saya biasa melakukan kepada anak-anak didik saya dengan mengatakan, “Jujur, Bapak kecewa kepada teman-teman... Bapak sedih melihat kalian selalu tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar. 

Bantu Anak Anda menjelaskan Perasaan Mereka

Anda perlu mencari tahu apa sebab dari suatu permasalahan, sebelum Anda memutuskan untuk marah. Salah satu alasan terbesar anak berperilaku demikian hanya karena mereka belum belajar bagaimana cara menunjukkan perasaan mereka dengan cara yang lebih baik. Sebagai pendidik , kita harus mengajarkan anak-anak bagaimana cara mengekspresikan diri. Namun hal yang terpenting, tentu kita perlu bersikap tenang. Bila kita mengajak anak untuk berdialog dengan baik, namun dengan intonasi yang tinggi, tentu anak akan merasa terancam. Dan dalam keadaan terancam, anak-anak pun akan lebih sulit mengontrol emosinya. Terkadang mereka harus berbohong untuk menutupi kesalahan mereka.

Memilih saat yang tepat dalam menasihatinya

Ada kalanya kita melihat seorang anak jahil kepada temannya. Bila hanya sekali atau dua kali, mungkin masih bisa dipahami. Karena terkadang seorang guru pun harus membuat candaan sesekali, agar anak tidak merasa bosan. Jadi jangan rebut hak anak untuk bercanda juga bila hal ini tidak terlalu mengganggu kelas. Bila memang apa yang dilakukan anak sudah keterlaluan, kita bisa mencari saat yang tepat dalam menasihatinya. Karena terkadang seorang anak terlalu sensitif bila diingat secara “mendadak” apalagi dihadapan teman-temannya. Dalam hal ini, kita membutuhkan kesabaran.

Marah, namun tidak dendam

Ingatlah kembali poin 1 , mereka hanyalah anak-anak yang masih polos dan masih butuh belajar. Jangan sampai anda sendiri merasa dendam tidak ada batas yang jelas kapan hal itu akan berakhir dan situasi kembali normal. Cobalah lakukan kegiatan rutin Anda sesaat setelah marah, namun tanpa sedikitpun berbicara. Biarkan hati tenang terlebih dahulu, agar kata-kata yang keluar dari mulut anda adalah hal-hal yang baik. Setelah itu, cobalah untuk merajut tali kasih kepada mereka, misalnya dengan bermain bersama atau pun bercanda saat bercakap-cakap.

Mudahkan diri dalam melupakan kesalahan anak, ajaklah bermain

Dengan mengajak bermain, hubungan kita dengan anak pun akan semakin dekat. Melalui hal ini, kita lakukan sebagai usaha preventif. Karena banyak kesalahan yang dilakukan oleh seorang anak karena ia kurang perhatian. Dengan mengajak bermain, hubungan batin pun semakin dekat. Selama bermain, kita bisa memasukkan nilai-nilai yang baik, misalnya tentang moral, sopan santun, maupun ajaran agama yang baik.

Loventiv.com

This Is The Newest Post